Sejarah Minangkabau Antara Fakta dan Logika
Berikut ini adalah kata sambutan salah seorang proklamator Indonesia Mohammad Hatta dalam buku Sejarah Minangkabau yang merupakan buku sejarah pertama mengenai Minangkabau:"Sampai saat ini belum ada buku yang menguraikan sejarah Minangkabau yang benar-benar merupakan buku sejarah. Yang ada ialah buku lukisan sepotong-potong. Ada pula diantaranya yang tidak membedakan yang benar dan yang dibuat-buat (Wahrheit und Dichtung). Sebab itu dapat dipuji keberanian lima orang muda sarjana sejarah untuk merintis kearah melukiskan sejarah Minangkabau. Mereka sendiri cukup insaf bahwa yang mereka sajikan masih berupa kerangka dan jauh daripada selesai. Mereka merupakan "satu pasukan" kecil perintis jalan dengan mengharapkan supaya tenaga-tenaga sejarah baru akan meneruskan dengan memperbaiki apa yang salah dan menambahkan apa yang kurang dengan bahan sejarah baru yang sekarang masih terpendam didalam buku Ibu Pertiwi.
Baca Selanjutnya Tentang Sejarah Minangkabau: Fakta dan Logika
Sejarah Berdirinya Kota Padang Dibalik Hari Jadi Kota Padang Bangsa Asing di Kota Padang Koran Pertama Kota Padang Serangan Bajak Laut ke PadangKomoditas Ekspor Kota PadangSejarah berdirinya Kota Padang Terdapat 2 buah versi mengenai sejarah berdirinya kota Padang, yaitu: versi Tambo dan versi Hofman seorang opperkoopman di Padang pada tahun 1710 dan juga pengarang mengenai adat dan sejarah Minangkabau (terutama adat matrilineal). Opperkoopman sebutan pada wakil Belanda untuk suatu daerah yang belum ditaklukkan Belanda. Kota Padang belum ditaklukkan saat itu sedangkan untuk daerah jajahan Belanda seperti Ambon, Banda, Ternate dan Jawa penguasanya dinamakan Gubernur. Kota Padang menurut Hofman, dinamakan Padang karena dulu merupakan lapangan besar dan luas yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi. Pada awalnya tempat bermukim para penangkap ikan, pedagang dan petani garam yang dikepalai oleh seorang makhudun. Orang ...
Ditulis oleh Pelaminan Minang Buchyar - Pernikahan Adat Minangkabau Asli
Penetrasi kebudayaan Hindu yang berasal dari India Selatan dan masuk melalui suatu kota pelabuhan yang dulu mungkin merupakan salah satu kota dagang tertua, terbesar dan paling internasional dibandingkan dengan kota-kota pelabuhan manapun di Kepulauan Nusantara ini seolah-olah terlupakan. Apalagi sejak munculnya kebudayaan Hindu - Jawa, dan setelah Coedes dan Ferrand menulis buku mereka masing-masing (Le Royaume, de Criwijaya, dan L'Empire Sumatranais de Criwijaya), perhatian sebagian besar peneliti ditujukan pada daerah Jambi dan Palembang. Padahal kota pelabuhan ini mungkin memiliki arti yang sangat penting. Kota pelabuhan yang dimaksud ialah Barus. Batu atau "banda bapahek" dekat Suroaso, merupakan saluran air dari zaman Hindu, dibuat dalam sebuah bukit batu. Pada dinding saluran ini juga didapat tulisan. Tetapi tidak seperti prasasti-prasasti lainnya, tulisan pada "banda bapahek” dibuat dalam 2 bahasa. Di sebelah kiri, 10 baris ...
Ditulis oleh Pelaminan Minang Buchyar - Pernikahan Adat Minangkabau Asli
Berikut ini adalah kata sambutan salah seorang proklamator Indonesia Mohammad Hatta dalam buku Sejarah Minangkabau yang merupakan buku sejarah pertama mengenai Minangkabau:"Sampai saat ini belum ada buku yang menguraikan sejarah Minangkabau yang benar-benar merupakan buku sejarah. Yang ada ialah buku lukisan sepotong-potong. Ada pula diantaranya yang tidak membedakan yang benar dan yang dibuat-buat (Wahrheit und Dichtung). Sebab itu dapat dipuji keberanian lima orang muda sarjana sejarah untuk merintis kearah melukiskan sejarah Minangkabau. Mereka sendiri cukup insaf bahwa yang mereka sajikan masih berupa kerangka dan jauh daripada selesai. Mereka merupakan "satu pasukan" kecil perintis jalan dengan mengharapkan supaya tenaga-tenaga sejarah baru akan meneruskan dengan memperbaiki apa yang salah dan menambahkan apa yang kurang dengan bahan sejarah baru yang sekarang masih terpendam didalam buku Ibu Pertiwi.Sudah terang bahwa yang mereka paparkan dalam buku ini akan ditinjau dan ...
Ditulis oleh Pelaminan Minang Buchyar - Pernikahan Adat Minangkabau Asli